Senin, 31 Desember 2012

CURHATAN DIRECTIONER

Diposting oleh Icha Tisa di 06.01 0 komentar
Hai all my sweet bloggers kita berjumpa kembali!
Kali ini aku tidak akan memposting artikel ataupun sebuah cerita. Tapi postingan kali ini lebih seprti gabungan antara cerita, artikel, fakta dan curhatan kegilaan seorang fans. 
Okay guys sebelum aku menceritakan lebih lanjut lihatlah foto ini baik-baik !

Tahukah kalian siapa mereka? ONE DIRECTION , yup they are The Boys. Di sini aku tidak akan menceritakan sejarah terbentuknya One Direction dan bagaimana kelima cowok tampan dan normal ini bisa bergabung menjadi One Direction karena sudah terlalu banyak tulisan yang menanyangkan hal serupa dan jika kalian masih awam dan hanya tahu One Direction tapi gak tahu identitas mereka, kalian dapat pergi ke alamat ini Sejarah One Direction . Well atau kalian juga dapat mengunjungi situs ini One Direction music .
Tapi kayaknya agak aneh kalau aku berbicara panjang lebar tanpa kalian mengerti siapa saja yang aku bicarakan. Okay sebelum aku bercerita lebih lanjut aku beri perkenalan singkat tentang kelima member One Direction.
Taaraaaaaa inilah mereka...

1. Liam Payne
Here, his name is Liam Payne. Liam itu sering dijuluki sebagai Daddy Directioner, pembawaannya emang kalem dan kalo ada gosip ataupun berita miring yang menerpa One Direction atau member lain Daddy Leeyum gak jarang nenangin para Directioner dengan tweet ataupun statusnya. Tapi kalo kalian suatu hari ketemu sama Daddy dan pengen ngisengin dia aku tahu kok caranya, kasih saja daddy hadiah sebuah sendok dia pasti lumayan ketakutan karena Daddy memang phobia sendok. Dan ini adalah akun twitternya Daddy Liam @Ream_Liam_Payne

2. Zayn Malik
He is Zayn Malik. Kalo kalian lihat wajah Zayn pasti ada yang berfikir, kok wajahnya kayak gak asli Eropa?  Karena dia memang campuran Eropa dan Asia. Dia mewarisi darah Pakistan dari ayahnya tepatnya kakek Zayn adalah seorang Pakistan. Ibunya Zayn adalah orang Inggris dan dia juga mempunyai darah Irlandia yang didaptkan dari nenek pihak ibunya. Dia itu satu-satunya member yang beragama Islam di One Direction. Here, akun Twitter Zayn @zaynmalik .

3. Niall Horan
He is Niall James Horan. Niall, satu-satunya Irish di One Direction. Dia juga yang paling hobi makan dan makan. Tmpat makan favorit Niall adalah Nandos. Tapi dibalik semua keimutannya dia takut gelap makanya dia kalo ketemu Niall jangan ngerubutin dia ya :). Niall juga takut sama Merpati lho. Dan ini akun Twitter Niall @NiallOfficial

4. Louis Tomlinson
He is Louis William Tomlinson. Louis adalah anggota tertua di One Direction walaupun begitu dia yang paling konyol dan kocak. Louis senang memakai baju garis-garis. Dan tahukah kalian siapa cewek beruntung  yang jadi pacar Louis? Yap her name is Eleanor Calder. Dan akun Twitter Louis adalah @Louis_Tomlinson

5. Harry Styles
He is Harry Styles. Dia adalah anggota termuda One Direction, lahir tahun 1994. Harry memang bisa dibilang adalah anak mami, dia sering menelpon ibunya bahkan hingga 4 kali sehari. Dan ini dia akun Twitter Harry @Harry_Styles .



Awalnya teman-teman di kelasku pada booming lagu What Makes You Beatiful juga video clip What Makes You Beatiful. Pas pertama kali lihat video itu sih biasa aja. Malah kupikir apa bagusnya lima cowok ini? Karena jujur saja sebelum 1D satu-satunya boyband yang aku anggap normal adalah Westlife. Meskipun bukan haters boy and girl band tapi aku gak terlalu suka. Kalo aku gak salah bulan Agustus WMYB udah ada di HPku tapi bukan berarti udah suka. 

Saat itu pertengahan Oktober 2012, ketika aku sedang iseng-iseng di Youtube nyari lagu Westlife lalu di antara sekian banyak hasil ada 1 video yang menarik hatiku, ini link videonya kalian bisa tonton One Direction Total Eclipse of My Heart. Saat itu aku cuma iseng buka video itu dan tanpa aku bisa jelaska, tiba-tiba aku jadi suka One Direction. Dan itu pertama kali aku menggemari penyanyi karena kesadaran diri sendiri. Member pertama yang sukses memikat hatiku di video itu adalah Liam. Hey daddy you stole my heart!

Tapi aku bukan Directionators, aku adalah Directioners! Lalu setelah melihat video itu aku mulai mencari semua tentang mereka. Dan aku sekarang menggemari mereka semua. Terlepas dari haters yang mengatakan apapun tentang mereka aku melihat mereka dari sisi positifnya. Ya aku juga hampir sama dengan Directioner lain yang berteriak-teriak ketika melihat video atau penampilan The Boys, berharap mendapat mention dari mereka, haha tapi tennag saja aku gak nyampe bermimpi pengen jadi pacar mereka. Haha terlalu makan hati menurutku lagian someone take my heart before daddy stole it. Harapanku sedikit beda sama Directioner lain. Aku pengen ketemu sama mereka, berkomunikasi, haha bahkan mungkin jadi teman yang baik atau adik. Kadang aku juga ngebayangin gimana rasanya Lomba makan bareng Niall? Atau sekedar memnita Liam memegang sendok selama 5 menit? Bermain Truth or dare bersama The Boys dan Hangout together with The Boys in London.
Oh How I wish that was me.

Here some photos, The boys





Senin, 03 Desember 2012

BUKAN SAHABAT BIASA

Diposting oleh Icha Tisa di 07.00 0 komentar

Aku tak pernah mengerti terbuat dari apa hatimu sahabat? Mengapa kamu tak pernah melawan atau balik menghina orang-orang yang meremehkanmu? Saat aku, Kak Harry dan Kak Dani habis-habisan menyerang orang yang merendahkan cita-citamu di jejaring sosial kamu malah tersenyum dan menyuruh kami membiarkan orang itu juga memaafkannya tanpa syarat. Kamu malah berterima kasih pada orang itu karena sudah menyadarkanmu untuk berlari menemui mimpimu. Saat tetanggamu menyindirmu dan mengatakan bahwa mustahil kamu bisa masuk ke Institut impianmu tanpa uang puluhan juta mengucur dari balik sakumu. Kamu cuma berkata, terima kasih atas informasinya. Kapan sih kamu bisa marah dan mengeluarkan emosi secara baik seperi kami para sahabatmu? Bahkan sampai  ketika aku dan dua orang sahabatmu mulai dilanda demm seleksi universitas, kamu masih santai tak tergoda untuk mengikuti jejak kami mendaftar di setiap universitas dengan jurusan berbeda. Kami sudah habis-habisan membujukmu untuk memiliki pilihan kedua atau ketiga kau malah menertawai kami. Menurutmu kami bertiga sudah mirip kelinci-kelinci yang merelakan dirinya dijadikan  percobaan oleh para ilmuwan. Kami bertiga sudah tak tahu lagi apa yang mesti kami lakukan padamu? Karena kami khawatir kau akan terjatuh saat meniti tangga mimpi dan tak mampu bangun lagi untuk kembali mendaki.
*******
            Hari ini pendaftaran SNMPTN mulai dibuka tapi sayang aku tak melihat Arip di kelas kemana ya dia? Atu sudah daftar duluan ke ruang BK? Lalu bergegas aku ke ruang BK mungkin Arip, Kak Harry dan Kak Dani ada di sana ikut mengantri bersama siswa kelas XII lainnya menunggu giliran untuk mengisi formulir. Tapi di sana hanya ada Kak Harry.
            “Kak, mana Arip sama Kak Dani?”
            “Bukannya Arip sama kamu Nis? Tadi pagi dia telpon ke aku, katanya mau berangkat sekolah bareng kamu. Kalo Dani sih dia ijin mau ngurusin pendaftaran di univeritas swasta yang ada di Bandung katanya.”
            “Hah?Nisa ke sekolah dianterin papa gak sama Arip lagian tadi pagi aku nelpon Arip, nomornya lagi gak aktif.”
            “Aneh bener itu anak, gak biasanya. Ya udah tungguin aja siapa tahu dia lagi di jalan. Kalau sampai siang dia gak ada baru kita telpon lagi.”
            “Kita samperin aja ke rumahnya.” Usulku.
            “Oke baiklah daripada kita penasaran. Kupikir ada hal yang dia sembunyikan dari kita bertiga selama beberapa hari ini.”
            Sampai siang aku masih menunggu Arip. Kursi di sampingku tetap kosong, pemiliknya tak menampakkan batang hidungnya. Apa mungkin dia sakit? Penasaran kubuka buku agenda kelas. Ternyata ada sebuah surat dan aku kenal tulisan di suart itu, miri dengan tulisan ibunya Arip. Ternyata itu adalah surat ijin. Aneh baru kali ini dia ijin tanpa ngasih atu kabar ke kami bertiga.
            Aku sudah tak sabar menunggu bel pulang berbunyi untuk mengonfirmasi keberadaan Arip saat ini. Buak apa-apa, aku dan Kak Harry khawatir padanya. Sudah 5 tahun kami bersahabat, tepatnya sejak kelas 2 SMP. Jadi bisa dibilang kami berempat sudah saling athu apa kelemahan, kelebihan masing-masing. Dan Arip terutama, dia adalah yang paling santai di antara kami berempat namun dia juga yang paling ngotot. Jika dia sudah memiliki keinginan terhadap suatu hal maka dia akan berusaha meraih hal itu tanpa mempedulikan kondisi kesehatannya. Padahal dia hanya hidup mengandalkan satu ginjalnya. Ya dia memang memiliki suatu penyakit yang bersarang ditubuhnya sejak dua tahun yang lalu. Sebelah ginjalnya sudah tidak berfungsi lagi dan 6 bulan yang lalu dokter menyarankan Arip untuk melakukan transplantasi ginjal, karena ginjalnya yang satu lagi tak bisa bekerja maksimal dan  berakibat pada diri Arip.
            Aku masih ingat 3 bulan yang lalu saat kami sedang sibuk mengikuti bimbingan untuk mengikuti lomba karya tulis ilmiah remaja berkelompok. Dia yang paling bersemangat mengikuti lomba itu. Pulang sore bahkan hampir pukul 6 sore ketika kami berempat keluar dari gerbang sekolah. Cuma dia yang masih bisa tertawa-tawa dan bersemangat padahal aku, Kak Harry, dan Kak Dani sudah kelaparan dan membayangkan betapa menyenangkannya jika dapat sampai di rumah sesegera mungkin. Tapi ada satu hal tentang dia yang luput dari perhatian kami. Makanannya. Arip memang bisa memakan apapun dengan lahap tak peduli apakah itu junk food ataupun bukan. Dia memang tak bisa memakan junk food dan makanan insan sesering kami bertiga karena ginjalnya tak seperti ginjal kami. Namun karena dia tak menyukai adanya perbedaan dan perhatian khusus maka dia sering memaksa ikut makan makanan instan ketika kami terpaksa makan makanan itu di dekatnya. Maka ketika observasi dan karya ilmiah kami sudah berikan ke pihak sekolah untuk dikirim pada penyelenggara esoknya kami mendapat berita mengejutkan, Arip dirawat di rumah sakit. Ternyata selama kami mengerjakan proyek tersebut Arip sering makan mie insatan tanpa sepengetahuan kami. Aku masih ingat wajahnya pucat badannya agak lebam. Untung saja waktu itu dia hanya 3 hari berada di rumah sakit, dan hebatnya yang tahu dia dirawat di rumah sakit hanya kami bertiga di kelas. Dia tak ingin orang lain mengetahui keadaan dia yang sebenarnya. Semua orang di sekolah mengenalnya sebagai Zain Aripin Malik, siswa rajin penuh semangat dan jarang sekali terlihat lelah atau mengantuk di kelas seperti yang kadang kami lakukan di kelas jika pelajaran terasa membosankan. Aku ingat waktu itu aku mengantuk sekali saat pelajaran fisika dan dia memergokiku, “Nisa, bangun! Jangan tidur di kelas, kasihan orangtuamu udah bayar SPP mahal tapi anaknya malah tidur di kelas.” Dia mengatakannya dengan nada yang biasa tapi apa yang dia katakan sudah cukup membuat mataku untuk membuka kembali dengan sadar. Dia memang sangat peduli pada orangtuanya.
            Ternyata cukup lama juga aku memikirkan sahabatku yang satu ini, hingga tanpa sadar Kak Harry sudah berada di depanku. “Hooi jangan ngelamun terus! Katanya mau ke rumah Arip. Yuk cepetan mumpung belum hujan.” Kak Harry ternyata memang benar meu mengajakku berkunjung ke rumah Arip. Memang kami sudah sering kumpul berang di rumah Arip karena rumahnya yang paling menyenangkan karena tidak terletak di pusat kota sehingga jika kami butuh ketenangan kami pasti datang ke rumah Arip. Namun kali ini aku dan Kak Harry ke sana denga sejuta tanda tanya. Dan tanda tanya itu mulai terjawab ketika kami bertemu dengan adiknya Arip.
            “Kak Nisa, Kak Harry mau ngapain ke sini? Kak Zainnya juga lagi gak ada di rumah.” Ujar Fino adik Arip yang  berusia 12 tahun. Dia memang memanggil Kakaknya dengan nama depannya, Zain.
            “Memangnya Kak Zain lagi ke mana? Atau lagi ada acara keluarga ya? Kok kamu gak ikut?” Ujar Kak Harry ikut-ikutan manggil Zain.
            “Kakak tadi malam berangkat ke Bandung. Dia nitip pesan sama aku katanya kalau Kak Harry, Kak Nisa sama Kak Dani nanyain bilangin Kak Zain minta maaf gak sempat bilang sama Kakak bertiga.”
            “Memangnya Kakakmu ngapain ke Bandung mendadak?”
            “Kata Kak Zain mau daftar di universitas, tadi malam dia cerita katanya pendaftaran beasiswa penuh jalur mandiri sudah dibuka sejak seminggu yang lalu dan ditutup besok makanya Kakak tadi malam langsung berangkat ke Bandung. Oh ya Kakak nitip surat buat Kak Harry sama Kak Nisa.”
            Ya ampun ternyata ini yang dikejar Arip hingga rela bolos sekolah. Beasiswa. Tak lama kemudian Fino kembali dengan membawa sepucuk surat yang dia serahkan kepada Kak Harry. Ternyata benar itu adalah surat darinya.
            Buat Nisa, Harry dan Dani. Maaf kalau aku tidak sempat pamit pada kalian. Jangan khawatir aku hanya dua hari di Bandung. Seperti biasa jangan bilang siapapun aku melakukan ini, kecuali jika aku berhasil mendapatkan beasiswa itu.  Kalau guru-guru atau teman-teman menanyakan keberadaanku bilang saja kalau aku sedang ada acara keluarga di luar kota. Beasiswa ini bakal ku kejar sampai dapat mungkin bidik misi bakal ku lepaskan. Aku ingin berbuat lebih dibanding dengan yang dilakukan teman-teman kita sesama pengejar beasiswa di sekolah, makanya aku bakal berusaha. Do’akan aku kawan, aku sayang kalian semua.
Zain Aripin Malik
            Beasiswa macam apa sih yang dia kejar saat ini? Mengapa malah melepaskan bidik misi yang sudah jelas di depan mata? Sepertinya Kak Harry pun memiliki pikiran yang sma denganku.
            “Nisa, perasaan gak ada beasiswa jalur mandiri ya?”
            “Iya kak aku juga baru tahu ada beasiswa semacam itu. Atau mungkin itu program baru kak?
            Dua hari kemudian. Arip menepati janjinya, dia kembali sekolah. Dan seolah tahu sahabat-sahabatnya hendak mengintrogasi dia pun memanggil kami bertiga. Ternyata beasiswa yang dia incar memang bukan beasiswa biasa. Itu adalah sebuah penuh yang disediakan oleh pemerintah negra Inggris. Basiswa itu disediakan untuk 10 orang siswa. Dan nantinya ke sepuluh orang it akan ditempatkan di tiga universitas di Inggris. Dia memang sudah lama ingin pergi ke luar negeri dan dia pikir inilah saat yang tepat baginya untuk membuktikan pada semua orang bahwa tanpa uang yang banyak pun dia bisa pergi ke luar negeri dan mengenyam pendidikan di negra maju. Ternyata kemarin dia pergi ke Bandung hanya untuk mendaftar dan tes penerimaan sendiri dilakukan di kantor dinas pendidikan setiap kota. Menurutnya memang bukan hal yang mudah untuk melewati ke 5 tahapan tes tersebut apalagi pada tahap ketiga di mana dia harus menampilkan kesenia khas daerah masing-masing dan seleksi ke lima adalah puncak dari segalanya. Tahap yang ditakuti Arip karena setiap calon penerima beasiswa akan diwawancara secara langsung oleh duta besar Inggris untuk Indonesia dan wawancara itu dilakukan di Jakarta. Walaupun dia pintar dan cerdan namun satu hal, kemampun berbahasa Inggrisnya tidak selancar dan sebagus kami bertiga.
            “Tenang saja sob, bahasa Inggris gampang kok. Kita semua bakal bantuin kamu. Oke mulai besok setiap kamu ada waktu kita bakal melatih dan membntumu meningkatkan kemampuan berbahasamu itu. Setidaknya walau gak fasih kamu bisa berbicara dan memahami apa yang diucapka orang lain.” Kata Kak Harry.

            Esoknya Arip sudah mulai sibuk dengan segala seleksi dan persyaratan yang harus dia penuhi untuk mengikuti beasiswa tersebut. Sepertinya seleksi yang diadakan selama seminggu tersebut menguras habis energinya. Hal itu terlihat saat kami berempat sedang berkumpul di dekat lapangan basket ketika Arip memberitahu kami semua bahwa dia lolos ke seleksi tahap terakhir. Ditunjukkannya surat undangan untuk megikuti wawancara di Bandung. Wawancara yang akan diadakn sehari setelah seleksi tahap ke empat diumumkan. Itu artinya Arip harus segera berangkat ke Bandung malam ini juga.
            “Hebat kau kawan, tak akan ada yang menyangka kamu berani bertindak sejauh ini.”
            “Aku berani melakukan ini karena aku ingin perubahan. Biar saja ibuku tukang jahit dan ayahku pedagang eceran tapi aku harus bisa menjadi manusia yang lebih dari kedua orangtuaku. Aku ingin menaikkan derajat kedua orangtuaku di mata masyarakat. Aku tak mau lagi ada yang menganggap aku bisa sekolah di sini hanya karena belas kasihan pihak sekolah, namun karena aku memang pantas berada di sini.” Kmi yang menjadi pendengar setia, semakin kagum dengan keteguhan hati sahabat kami.
            “Kita selalu mendukung dan berdo’a untukmu sahabatku, saudaraku. Tapi satu hal yang perlu kau ingat jangan porsir tubuhmu dan kembali melakukan hal konyol dengan bertahan hidup memakan junk food. Kita gak mau lihat saudara kita terbaring lagi di rumah sakit dengan selang infus yang menakutkan.” Ujar Kak Dani disambut senyuman oleh Arip.
            “Tenang saja aku gak bakal seperti itu lagi. Aku bakal berusaha, lagian siapa sih yang mau diomeli oleh adik kita yang satu ini, dengan segala teori hidup sehat yang selau dia ajarkan padaku padahal dia sendiri gemar makan junk food dan makanan instan.” Ujara Arip melirik ke arahku dan disambut gelak tawa yang lainnya.
*******
            Sudah empat hari sejak kepergian Arip ke Bandung tapi di belum juga kembali ke sekolah. Dan hari ini datang surat keterangan sakit disertai surat dokter. Disusul satu pesan singkat yang datang dari Fino saat aku sedang bersama Kak Harry dan Kak Dani.
            Kak Zain masuk rumah sakit semalam. Penyakitnya kambuh. Dan sejak semalam dia terus menanyakan kalian bertiga. Kumohon kakak semua datang RSUD. Kak Zain membutuhkan kalian bersamanya.Fino.
            “Astagfirulloh, sudah kuduga dia bakal seperti ini lagi.” Ujar Kak Dani.
            Akhirnya kami bertiga memutuskan untuk pulang sebelum jam pelajaran berakhir dan segera menuju RSUD. Untung sja piket hari itu adalah guru BK. Satu- satunya guru yang tahu keadaan Arip, itupun seminggu lalu saat kami dipaksa bercerita oleh beliau. Aku tak kuasa menhan air mata lagi saat melihat sahabat sekaligus sosok kakak bagiku terabring tak berdaya di ranjang rumah sakit. Tubuhnya dipenuhu berbagai jenis selang. Lebih lebam dari tiga bulan yang lalu. Dan ketika kami bertanya keadaan yang sebenarnya pada ayahnya berita mengejutkan itu datang. Arip harus segera mendapat ginjal baru dalam tiga hari ini kalau tidak nyawanya tidak akan tertolong lagi. Gila saja, memangnya semudah itu menemukan ginjal yang cocok? Keterlaluan! Hidup Arip hanya tergantung pada apa yang terjadi dalam jangka waktu tiga hari ini.
            Ginjal ayahnya memang cocok namun tak bisa didonorkan karena ayahnya pun hanya memiliki satu ginjal yang berfungsi sedangkan ginjal milik ibu dan adiknya tak cocok. Pihak rumah sakit pun sedang berusaha mencari ginjal yang cocok untuk Arip dan sudah mulai memeriksa sanak saudaranya yang lain untuk menemukan satu ginjal tersebut. Namun rupanya nasib baik belum berpihak pada Arip dan kami semua.
            “Aku gak mau lagi kehilangan seorang adik. Sudah cukup aku kehilangan satu-satunya adik kandungku 5 tahun lalau. Aku tidak mau Arip meninggalkan kita untuk selamanya. Baiklah aku akan berbagi kehidupan dengan Arip. Gak apa-apa aku jidup denga satu ginjal yang penting dia tetap hidup.” Tiba-tiba suara Kak Harry dengan mata yang berkaca-kaca mengejutkanku.
            “Maksudnya?” Tanya Kak Dani.
            “Aku bakal membeikan satu ginjalku untk Arip asla dia bisa kembali ke kehidpan ini.”
            “Kau pikir aku akan membiarkanmu bertindak sendiian? Aku juga akan mengikuti tes itu. Buat jaga-jaga kalau ginjalmu tak cocok.”
            “Nisa juga kak. Nisa gak mau kehilangan satupun kakak Nisa.” Ujarku mengejutkan mereka berdua mereka
            “Lalu bagaimana dengan orangtuamu?”
            “Mereka sudah merestui keinginanku itu.”
            Lalu mulailah saat menegangkan itu kami bertiga diperiksa kesehatan dan kecocokan ginjal. Ternyata ginjalku dan ginjal Kak Harry yang cocok. Namun dokter memutuskan ginjal Kak Harry yang dipakai. Operasipun segera dilaksanakan. Kami berdua dan keluarga Arip menunggu dengan penuh kecemasan di luar pintu ruang operasi. 7 jam kemudian operasi selesai dan kami sudah diijinkan melihat kondisi mereka berdua. Rupanya Kak Harry sudah sadar, dan Arip mulai sadar.
            “Lho, Kak Harry kok kamu ada di sini?” Arip kaget melihat Kak Harry ikutan terbaring di rumah sakit.
            “Gak apa-apa kali nememin adikku yang senang dengan segala kenekadannya sampai gak inget sama ginjal di ubuhnya.” Ujar Kak Harry sambil tersenyum.
            “Woy Rip jaga tuh ginjalmu yang baru pemberian istimewa dari kakak sulung kita Bang Harry.” UjarKak Dani.
            “Jadi ini ginjalmu kak? Knapa kamu malah memberikannya padaku?”
            “Santai saja aku masih bisa bertahan hidup, yang penting kita sama-sama hidup. Aku gak mau ditinggalin sama kalian bertiga sob.”
            Saat kami sedang berbincang hangat ada sms masuk ke ponselku dari guru BK.
            Anisa tolong sampaikan pada Arip tadi saya menerima surat dari Kedubes Inggris. Permohonan beasiswanya diterima dan dia ditempatkan di Universitas Cambridge fakultas teknik.
            Segera kubacakan pesan itu agar semua yang ada bisa mengetahuinya.  Arip langsung berucap syukur. Kami bahagia apa yang dia perjuangkan selama ini hingga terbaring lelah di rumah sakit tak sia-sia. Selamat kakak kami bangga padamu.

[+/-]

CURHATAN DIRECTIONER

[+/-]

BUKAN SAHABAT BIASA

 

Menggapai Mimpi Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos