Keterangan: Foto saat melakukan komuda blok Kedokteran Jiwa. Salah satu momen yang memiliki kadar kebahagiaan lebih selama di FKIK
Sudah empat tahun berlalu sejak pengumuman
penerimaan mahasiswa baru di UMY, saat itu aku masih ingat jelas bagaimana
momen yang terasa nano-nano antara mengharukan dan konyol terjadi ketika itu.
Semua berawal dari aku bangun hampir kesiangan dan sudah hampir terlambat masuk
sekolah namun, orangtuaku tiba-tiba mengingatkan bahwa hari itu adalah jadwal
pengumuman hasil PMDK UMY gelombang 1. Antara penasaran dan gak pede bismilah
aku buka web dan mencoba mencari namaku yang alhamdulillahnya ketemu. Terasa konyol
karena jam 06.45 hampir jam tujuh kurang sepuluh aku baru berangkat dari rumah
padahal jarak dari rumahku ke sekolah bisa menghabiskan waktu 15 menit
menggunakan motor. Eits, tapi jangan salah punya ayah yang selalu berjiwa muda
dan gak mau kalah sama anak muda yang mengendarai motor gede menyelamatkanku
dari kesiangan dan kena poin. Kocak memang jika mengingat hal itu kembali. Saat
ini ketika jari-jariku tergerak entah mengapa untuk melanjutkan cerita dari Jalan (Perjalanan Menuju Kedokteran UMY 2013) aku
sudah mendekati penghujung perjalanan sebagai mahasiswi kedokteran. Eh jangan
salah bukan berarti selesai wisuda langsung kerja atau bebas hehe masih ada
koas selama dua tahun yang harus kujalani. Sebenernya udah sejak lama pengen
bikin Jalan Part2 kayaknya bakal garing kalau aku menulis ini tiga tahun lalu
saat masih tingkat satu. Nah, makanya aku memutuskan untuk menulisnya setelah
aku berada di tingkat 4.
Menjadi mahasiswi kedokeran adalah salah
satu hal yang sangat kusyukuri dalam hidupku meskipun menjalaninya kadang
bahkan sering terasa tidak mudah. Dulu saat aku masih awal SMA aku membayangkan
jadi mahasiswa itu bebas pakai baju apapun, kuliah cuma Senin sampai Jumat bisa
pulang ke rumah sebelum matahari terbenam gak seperti jaman SMA, sibuk les ini
les itu kegiatan ekstrakurikuler sampai aku beneran rindu yang namanya tidur
siang sampai puas. Sayangnya, gak selamanya ekspektasi sesuai dengan kenyataan
termasuk tentang ini. Ketika kamu jadi mahasiswa kedokteran kamu memang bebas
mau pakai baju warna apapun gak ada larangan atau keharusan pakai baju warna
tertentu tapi aturan berkaian tetap ada. Misalnya yaa kalau hari ini ada
praktikum atau kegiatan skills lab maka harus pakai rok buat cewek dan cowok
pakai celana kain semacam itu. Aku yang saat itu berharap bisa pakai celana ke
kampus langsung merasa Ya Alloh empat tahun pake rok, gaun atau sesuatu
sejenisnya? Apa aku bakal kuat? Haha memang terkesan aku melebih-lebihkan tapi
jaman SMA dulu gak terlalu pede pakai rok, namun di sinilah kadang keadaan yang
membuatmu belajar bagaimana memadu-madankan pakaian termasuk cara memakai gaun
dan rok yang pantas. Tingkat pertama akau memang seperti anak polos. Pakai rok
dan kaus kaki yang kalau dipikir dan ngelihat foto jaman tingkat pertama bikin
ketawa-ketawa karena baju sama rok nya gak matching banget. Kemudian
keberanianku mulai bertambah ketika melihat kakak-kakak angkatan dan
teman-teman perempuan ada yang memakai celana itu pun ketika aku sudah masuk
tingkat kedua dan masih jarang. Dulu aku suka mikir kayak gini, ngapain sih
mesti pakai kayak gitu,ribet kenapa gak boleh pakai celana jeans dan baju kaos
yang lebih nyaman versiku. Sekarang mungkin karena udah terbiasa semua menjadi
jauh lebih nyaman dan ketika memakai rok, atau gaun atau celana kain itu bagiku
memang terasa jauh lebih sopan dan aku kini menganggapnya sebagai suatu cara
menghargai orang lain entah pasien di masa depan ataupun rekan kerja nantinya
lagipula itu bukan hal yang buruk kok. Melakukan suatu perubahan ke arah yang
lebih sopan dan lebih baik tanpa disadari hehe. Anggaplah suatu pembelajaran
bagaimana caranya menjadi perempuan yang lebih anggun hehe.
Anggapanku soal jam kuliah ya memang gak
sepenuhnya bener dan gak sepenuhnya salah juga sih. Hmm buat temen-temen yang
baca tulisanku ini dan masih duduk di bangku SMP atau SMA aku mau nanya nih
kalau guru gak masuk terus pas kebetulan gak dikasih tugas kalian bebas keluyuran
gak sampai guru jam pelajaran selanjutnya datang? Enggak kan, ya palingan
kalian bisa ke kantin aja tapi gak sampai jauh ninggalin gerbang sekolah. Nah,
kalau kuliah itu di sini asiknya misalkan kuliah jam pertama dari jam 08.00
sampai jam 10.00 terus kuliah kedua baru dimulai jam 1 siang nah kan ada jeda
waktu tuh, kami bebas memanfaatkan jam tersebut mau pulang kos dulu, mau tidur,
rapat atau apapun itu terserah.
Di tempatku kuliah waktu perkuliahannya
berlangsung dari Senin samapai Sabtu jadi kayak jaman SMA dulu bahkan ditingkat
pertama hampir gak pernah ada jadwal kosong yang diganti lain hari masuk jam
07.30 baru keluar setelah matahari mau terbenam, belum lagi jadwal praktikum.
Kegiatan selain kuliah kalian gak wajib buat mengikutinya itu optional gak
kayak jaman SMP atau SMA yang kadang diwajibkan. Pilihan kegiatannya pun
banyakmulai dari UKM jurusan sampai setingkat universitas. Aku sendiri akhirnya
melabuhkan hati di MARS, semacam UKM penelitian setingkat jurusan. Udah itu aja
satu doang. Awalnya aku ngerasa minder lihat kakak-kakak angkatan yang udah
wara-wiri ke sana kemari ikut lomba dan jadi juara belum lagi teman-teman
seangkatanku yang pernah juara karya ilmiah aku mah apa ngerti gagagsan
tertulis aja belom saat itu. Tapi Alloh emang tahu yang hambanya pengen.
Semester dua saat aku lagi patah hati berat (cieelah bisa patah hati juga
ternyata haha) saat itu juga mulai ada tawaran buat ikut lomba bareng kakak
angkatan. Karya pertama yang kubuat waktu itu bareng kak Choir buat PKM GT
walau gak masuk tapi udah seneng banget dapet kepercayaan buat gabung bikin
karya sama kakak angkatan. Kemudian setelahnya aku jadi semnagat untuk ikut
lomba-lomba lain yaa bisa dibilang sebagai pelampiasan dari patah hatiku juga
sih. Ketika kamu patah hati kamu punya dua pilihan melampiaskannya pada hal
negaif dan IP mu serta dirimu makin terpuruk atau mencoba melampiaskannya pada
hal positif .
Puncak kebahagiaanku ketika itu karyaku
bersama mba Almas , seorang kakak angkatanku juga berhasil masuk 10 besar lomba
karya ilmiah mahasiswa kedokteran di Universitas Sriwijaya dan masuk babak
presentasi Temilnas 2014. Both of that event almost happended in the same time
dan gak mungkin kami ijin kuliah kebanyakan karena buat ujian juga ada batas
absennya. Akhirnya diputuskanlah aku yang mengikuti Temilnas dan di sana mataku
terbuka bahwa pengetahuan di uar sana sudah jauh berkembang sampai tingkat sel
genetika dan sumber bacaan sejwat lainnya bahkan jauh lebih keren lagi. Kami
memang gak jadi juara di dua event itu tapi bisa masuk babak presentasi dan
mempresentasikan karyamu di depan orang lain yang sama sekai gak kamu kenal
bagiku itu suatu kebahagiaan seperti mimpi yang terjawab.
Itu hanyalah salah satu contoh suka dari
suka duka yang aku jalani selama jadi mahasiswi kedokteran. Memang sih hdiup
kan wajar ada suka dan duka. Kalau ditanya apa duka jadi mahasiswa kedokteran?
Hehe banyak yaaa walau sukanya juga jauh lebih banyak. Aku inget jaman SMP
beberapa guru-guruku ada yang heran kenapa aku gak pernah remed dan hehe di
kedokteran aku mengalami yang namanya remediasi. Pertama kali remed gimana
rasanya? Sedih itu sudah jelas, IP sempurna semster 1 tiba-tiba jatuh drastis
di semester 2 karena aku gak bisa menjaganya.
Motivasi belajarku di semester dua juga turun drastis, aku lebih senang
untuk menghabiskna waktuku dengan bemain dan malas belajar. Walau menyakitkan
ada satu pembelajaran yang bisa kubagi buat siapaun yang membaca ini. Patah
hati atau kecewa dengan kehidupan asmara itu bisa terjadi kapan saja dan
sayangnya ujian apapun itu ujian blok, uts gak bakal nunggu kamu pulih dari
patah hati. Maka, ketika hal itu terjadi dalam hidupmu pastikan kamu ya harus
siap inget cari dukungan sosial buat menguatkan dirimu, bisa dari sahabat atau
keluargamu. Hal yang satu ini memang agak gimana gitu sih tapi bisa jadi
motivasi juga yaitu berusaha membuktikan pada mantanmu kamu bisa jauh lebih
baik dan berfaedah, bisa jauh lebih pintar. Intinya jadi lebih baik dan
nunjukkin ke dia kamu baik-baik aja walau tanpa dia.
Hmm pernah suatu hari ada yang nanya ke
aku blok apa yang nilainya bikin kamu bangga dan bahagia lebih dari lainnya?
Bagiku setiap blok ya memang harus disenangi dan berusaha untuk menikmatinya
tapi ada satu blok yang amat berkesan. Blok 13 Ilmu Kedokteran Jiwa. Jadi waktu
itu aku daam perjalanan ke kampus untuk mengikuti OSCE nah pas banget mau belok
kampus motorku ditabrak motor mahasiswa lain dari belakang dan badanku
ketindihan, agak kocaknya yang kuingat waktu itu pas setelah jatuh bukan
badanku atau motorku tapi udah sampe NIM berapa OSCEnya? Kocak juga sih, ya
waktu itu temen-temenku alhamdulillah pada baik banget jemput aku dari gerbang
ke fakultas da walaupun udah disuruh temen-temen buat nenangin diri dulu aku
ngotot masuk sesuai NIMku. Kocaknya yaa keadaanku saat itu masih kaget dan
butuh ditenangkan sedangkan pasien yang udah nunggu distase yang au gak tahu
kasusnya apa juga butuh dikonseling dan dilakukan penilaian dan pemeriksaan
juga. Untungnya nih pasien OSCEku dapetnya pasien yang ceritanya dia depresi
jadi dia nunduk terus dan diem gak banyak gerak jadi aku bisa duduk sambil
nanya-nanya ke pasiennya. Gak nyangka ternyata niai akhirnya alhamdulillah di
luar ekspektasiku yang udah negative thinking hehe.
Ada juga yang sering bertanya-tana katanya
kuliah itu individualismenya tinggi ya bener gak? Ya pada beberapa hal itu bisa
jadi benar. Aku selama ini oke-oke aja pergi ke perpustakaan sendiri, cari
makan sendiri, belajar sebelum praktikum sendiri. Tapi ada saat lain aku lebih
menikmati bersama teman-temanku. Terkait hal ini aku punya satu cerita menarik.
Kejadinnya bulan ramadhan 2016 akhir blok 18 sistem reproduksi. Setiap akhir
blok kan ada plenary discussion nah presentannya dipilih dari salah satu
kelompok tutorial. Nah,saat itu ternyata kelompok tutorialku yang terpilih itu pengumumannya
pas hampir adzan magrib dan aku yang tadinya udah berencana buka bersama temne
kosku terpaksa membatalkannya dan nafsu makanku turun drastis. Jadilah malam
itu aku gak tidur di kosan dan mengerjakan power point bareng tutorialku di
rumah salah satu teman kami Dimas. Awalnya aku agak bete soalna gak jadi buka
puasa di luar sama teman kosku tapi ternyata Alloh menggantinya dengan
kebahagiaan lain yang mengasyikkan. Seumur hidup baru kali itu sahur bareng
teman-teman, ya kalo buka puasa bareng udah mainstream yaa,tapi kalau sahur
bersama? Tidur bareng seruangan itu di ruang tamu. Terus hampir kesiangan pas
mau presentasi gegara ketiduran di kosan. Itu pengalaman yang gak terlupakan.
Sistem kurikulum di kedokterang yang beda
sama fakultas-fakultas lain di kampusku juga bikin temen-temen yang beda
fakultas kadang heran kok kamu ujian terus sih?Belajar terus? Ya kami ujian setiap
selesai blok. Ada MCQ yang isinya semacam kasus-kasus yang ada pilihan gandanya
semacam ujian teori, terus ada ujian OSCE ya kalau bahasa gampangnya ujian
meriksa pasien, terus ada responsi yaitu ujian laboratorium. Selain itu juga
ada minikuis yaitu 10 soal yang kamu kerjakan sebelum memulai diskusi atau
tutorial setiap pertemuan kedua. Ujian-ujian itu tiap selesai blok mungkin itu
sih yang bikin teman-teman mikir aku ujian kayak tiap hari.
Sebenarnya kuliah di kedokteran itu
tergantung dari bagaimana kamu menikmati dan menyikapinya. Seseorang pernah
mengatakan kepadaku ketika aku bertanya tentang koas, bagaimana koas itu? Ya
kamu akan mendaat jawaban berbeda dari orang berbeda tergantung bagaimana orang
itu memandangnya. Jika dia menjalaninya,menikmatinya dan aman-aman aja ya kamu
bakal dapet cerita yang bagus tapi kalo sebaliknya ya kamu bakal dapet cerita
kalo koas itu capek dan sebagainya. Nah jadi mahasiswa kedokterang yang belum
koas juga kayak itu jawabannya sama tergantung bagaimana orang tersebut
menjalaninya.
Besok aku masuk blok 23 dari 24 blok yang
harus kulalui setelah itu aku akan masuk koas. Semoga Alloh mengaminkan
pilihanku terkait homebase untuk koas yang kuharap di situ aku akan
ditempatkan.
Masih banyak dan begitu banyak cerita yang
belum kubagikan. Jika di antara kalian yang membaca ada yang penasaran dan
ingin menanyakan hal-hal apapun itu kirim saja pesan tak perlu sungkan yaa jika
bisa ku jawab akan kujawab.
Oh iya jangan lupa bahagia dan dapetin
jodoh yaaa haha.



2 komentar:
Aku sudah membacanya lho....
waah terimakasih dok hehe. @dr. Muhammad Khotibuddin
Posting Komentar