Jumat, 06 Januari 2012
MEROKOK? NGGAK BANGET DEH!
Saat sedang dalam kereta api menuju Yogyakarta minggu kemarin ada suatu pemandangan yang menimbulkan tanya dan gertakan dalam hati saya. Di dinding tiap gerbong tertulis 'DILARANG MEROKOK', tapi saya lihat ternyata masih ada beberapa orang yang tidak menaati larangan tersebut. Padahal tulisan itu dipampang dalam ukuran yang cukup besar dan bukan hanya satu. Di antara para perokok yang tidak sopan itu, saya melihat bapak-bapak sedang menikmati kepulan asap rokoknya. Padahal tepat di depan tempat duduknya terdapat tulisan DILARANG MEROKOK. Apa dia tidak bisa membaca tulisan itu ? Atau tidak ada kepedulian dalam hatinya terhadap orang lain yang tidak sengaja menghirup asap rokoknya? Saya tidak tahu mana jawaban yang benar. Padahal turis asing yang kebetulan satu gerbong dengan saya pun mengerti maksud larangan tersebut, meski ditulis menggunakan bahasa Indonesia.
Kemarin ketika saya dalam perjalanan pulang dari Tasikmalaya menuju Banjar, ada suatu pemandangan yang lebih tidak menyenangakan dari pengalaman yang saya lihat di kereta. Bus yang saya tumpangi dari Tasik ternyata hanya sampai Ciamis. Lalu penumpang dipindahkan ke bus lain, termasuk saya. Keadaan dalam bus baru itu sudah penuh sesak hingga banyak penumpang yang tidak kebagian duduk. Saya duduk di kursi kayu sebelah sopir. Di depan saya ada seorang bapak-bapak yang juga hendak ke Banjar. Yang tak saya sangka eh bapak itu dengan seenaknya menyalakan rokok dan mengepulkan asapnya ke segala arah. Padahal itu sangat berbahaya, apalagi bagi yang tak sengaja menghirup asap tersebut, para perokok pasif. Jujur saya ingin menegurnya namun apa daya, ternyata sopir bus pun ikut menyalakan rokok. Betapa orang-orang sekarang tak peduli lagi akan diri mereka sendiri dan sekitarnya. Kukira bapak itu akan segera mematikan rokoknya setelah rokok milik sopir mati,ternyata tidak. Dia malah geleng-geleng kepala seperti orang pusing, saya mencoba batuk siapa tahu orang itu mengerti. OH God,ternyata dia sangat tidak mengerti dengan isyarat itu. Pengen langsung negur, tapi begitu melihat wajah orang itu dan seperti ada yang aneh dengan wajahnya (perpaduan antara menakutkan dan kurang waras) saya mengurungkan niat saya dan untuk mengindari asapnya terpaksa saya duduk menghadap ke belakang dan menutup bidung dengan sapu tangan.
Nah apakah teman-teman pernah mengalami kejadian seperti saya? Bagaimana perasaan kalian?
Categories
Artikel
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
MEROKOK? NGGAK BANGET DEH!
Por: Icha Tisa
|
|
Saat sedang dalam kereta api menuju Yogyakarta minggu kemarin ada suatu pemandangan yang menimbulkan tanya dan gertakan dalam hati saya. Di dinding tiap gerbong tertulis 'DILARANG MEROKOK', tapi saya lihat ternyata masih ada beberapa orang yang tidak menaati larangan tersebut. Padahal tulisan itu dipampang dalam ukuran yang cukup besar dan bukan hanya satu. Di antara para perokok yang tidak sopan itu, saya melihat bapak-bapak sedang menikmati kepulan asap rokoknya. Padahal tepat di depan tempat duduknya terdapat tulisan DILARANG MEROKOK. Apa dia tidak bisa membaca tulisan itu ? Atau tidak ada kepedulian dalam hatinya terhadap orang lain yang tidak sengaja menghirup asap rokoknya? Saya tidak tahu mana jawaban yang benar. Padahal turis asing yang kebetulan satu gerbong dengan saya pun mengerti maksud larangan tersebut, meski ditulis menggunakan bahasa Indonesia.
Kemarin ketika saya dalam perjalanan pulang dari Tasikmalaya menuju Banjar, ada suatu pemandangan yang lebih tidak menyenangakan dari pengalaman yang saya lihat di kereta. Bus yang saya tumpangi dari Tasik ternyata hanya sampai Ciamis. Lalu penumpang dipindahkan ke bus lain, termasuk saya. Keadaan dalam bus baru itu sudah penuh sesak hingga banyak penumpang yang tidak kebagian duduk. Saya duduk di kursi kayu sebelah sopir. Di depan saya ada seorang bapak-bapak yang juga hendak ke Banjar. Yang tak saya sangka eh bapak itu dengan seenaknya menyalakan rokok dan mengepulkan asapnya ke segala arah. Padahal itu sangat berbahaya, apalagi bagi yang tak sengaja menghirup asap tersebut, para perokok pasif. Jujur saya ingin menegurnya namun apa daya, ternyata sopir bus pun ikut menyalakan rokok. Betapa orang-orang sekarang tak peduli lagi akan diri mereka sendiri dan sekitarnya. Kukira bapak itu akan segera mematikan rokoknya setelah rokok milik sopir mati,ternyata tidak. Dia malah geleng-geleng kepala seperti orang pusing, saya mencoba batuk siapa tahu orang itu mengerti. OH God,ternyata dia sangat tidak mengerti dengan isyarat itu. Pengen langsung negur, tapi begitu melihat wajah orang itu dan seperti ada yang aneh dengan wajahnya (perpaduan antara menakutkan dan kurang waras) saya mengurungkan niat saya dan untuk mengindari asapnya terpaksa saya duduk menghadap ke belakang dan menutup bidung dengan sapu tangan.
Nah apakah teman-teman pernah mengalami kejadian seperti saya? Bagaimana perasaan kalian?
Saat sedang dalam kereta api menuju Yogyakarta minggu kemarin ada suatu pemandangan yang menimbulkan tanya dan gertakan dalam hati saya. Di dinding tiap gerbong tertulis 'DILARANG MEROKOK', tapi saya lihat ternyata masih ada beberapa orang yang tidak menaati larangan tersebut. Padahal tulisan itu dipampang dalam ukuran yang cukup besar dan bukan hanya satu. Di antara para perokok yang tidak sopan itu, saya melihat bapak-bapak sedang menikmati kepulan asap rokoknya. Padahal tepat di depan tempat duduknya terdapat tulisan DILARANG MEROKOK. Apa dia tidak bisa membaca tulisan itu ? Atau tidak ada kepedulian dalam hatinya terhadap orang lain yang tidak sengaja menghirup asap rokoknya? Saya tidak tahu mana jawaban yang benar. Padahal turis asing yang kebetulan satu gerbong dengan saya pun mengerti maksud larangan tersebut, meski ditulis menggunakan bahasa Indonesia.
Kemarin ketika saya dalam perjalanan pulang dari Tasikmalaya menuju Banjar, ada suatu pemandangan yang lebih tidak menyenangakan dari pengalaman yang saya lihat di kereta. Bus yang saya tumpangi dari Tasik ternyata hanya sampai Ciamis. Lalu penumpang dipindahkan ke bus lain, termasuk saya. Keadaan dalam bus baru itu sudah penuh sesak hingga banyak penumpang yang tidak kebagian duduk. Saya duduk di kursi kayu sebelah sopir. Di depan saya ada seorang bapak-bapak yang juga hendak ke Banjar. Yang tak saya sangka eh bapak itu dengan seenaknya menyalakan rokok dan mengepulkan asapnya ke segala arah. Padahal itu sangat berbahaya, apalagi bagi yang tak sengaja menghirup asap tersebut, para perokok pasif. Jujur saya ingin menegurnya namun apa daya, ternyata sopir bus pun ikut menyalakan rokok. Betapa orang-orang sekarang tak peduli lagi akan diri mereka sendiri dan sekitarnya. Kukira bapak itu akan segera mematikan rokoknya setelah rokok milik sopir mati,ternyata tidak. Dia malah geleng-geleng kepala seperti orang pusing, saya mencoba batuk siapa tahu orang itu mengerti. OH God,ternyata dia sangat tidak mengerti dengan isyarat itu. Pengen langsung negur, tapi begitu melihat wajah orang itu dan seperti ada yang aneh dengan wajahnya (perpaduan antara menakutkan dan kurang waras) saya mengurungkan niat saya dan untuk mengindari asapnya terpaksa saya duduk menghadap ke belakang dan menutup bidung dengan sapu tangan.
Nah apakah teman-teman pernah mengalami kejadian seperti saya? Bagaimana perasaan kalian?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)





0 komentar:
Posting Komentar