
Hari ini Rabu 16 Mei 2012 saya bersama empat rekan kelas menjadi perwakilan kelas dalam LCC UUD 1945 yang diadakan oleh OSIS. Pada awalnya kami berlima belum berpikir sampai babak final, hal yang terpikir saat itu adalah daripada kelas harus membayar denda karena tidak mengirimkan perwakilan sebesar Rp 75.000,00 lebih baik ikut maju ke medan laga. Kalah atau menang urusan belakangan. Bahkan pada saat pertama kali terpilih menjadi perwakilan kelas, rasanya begitu berat untuk membaca pasal demi pasal UUD 1945, walaupun buku yang berisi pasal-pasal itu tipis dan kurang dari 50 halaman.
Motivasi memang tidak selalu muncul secara langsung, kadang datang bertahap. Itulah yang saya alami. Akhirnya setelah diskusi di kelas diputuskan saya bersama emapt rekan lain yang ikut lomba ini. Yaitu Chrisna Rotua, Fitri Agustiani, Yunisa Anugrahwati, dan Siti Sopiah. Karena untuk menghapal seluruh pasal dalam waktu maksimal satu minggu oleh satu orang cukup sulit maka kami membagi semua pasal itu untuk lima orang. Kebetulan saya kebagian pasal-pasal yang isinya panjang menurut saya.
Ternyata babak penyisihan tidak langsung LCC melainkan test tulis yang dikerjakan bersama-sama. Ada 25 soal yang mesti kami isi, terdiri dari pilihan ganda dan soal benar salah. Diluar dugaan ternyata TAP MPR banyak keluar dalam soal itu padahal kami belum mempelajari TAP MPR. Kami pun berusaha menguras isi otak kami untuk menjawab butir demi butir pertanyaan. Saat itu mulai timbul semangat untuk menang. Namun mungkinkah itu?
Nothing Impossible. Sekitar pukul 18.30 WIB saya menerima SMS dari teman satu tim, bahwa kelas kami maju ke babak sembilan besar, dan berhak mengikuti LCC UUD 1945 antar kelas. Saat itulah motivasi menang tumbuh beneran. AKU RINDU KEMENANGAN.
Saya juga mawas diri apalagi ketika melihat tim-tim kloter pertama dan kedua bertanding. Mereka menjawab pertanyaaan-pertanyaan itu. memang tidak semua soal adalah mengenai rumusan pasal tapi tetap saja saya khawatir apalagi phobia belku masih ada.
Tiba giliran kami maju. Kami memperkenalkan diri. Menyayikan yel-yel kelompok dan membawakan jargon. Dag-dig-dug tak karuan. Soal pertama dibacakan dan kami berhasil melaluinya dengan baik. Walaupun saingan kami kelas X namun mereka adalah orang-orang hebat yang tidak boleh dipandang sebelah mata. Akhirnya kami tak mau nekad menjawab ketika rebutan atau lemparan daripada -50.
Perjuanagn ternyata tak sia-sia tkim kami berhasil maju ke babak final dan akan bertanding pada Sabtu. Semoga kami menang.




0 komentar:
Posting Komentar