Senin, 30 Juni 2014

Lagu Sebuah Cerita

Diposting oleh Icha Tisa di 05.41 0 komentar


Setiap tempat memiliki cerita pada setiap sudut yang telah terlalui. Meski pun itu hanyalah seonggok bangunan namun cerita yang tersimpan di dalamnya entah sudah berapa mungkin tak terhitung. Tiap orang yang datang dan pergi atau sekedar melewatinya membawa cerita mereka masing-masing yang berbeda. Entah itu cerita bahagia mupun kisah pilu yang menyertainya.
Jika sebuah kenangan hanya tersimpan di seonggok tempat mungkin begitu mudah untuk menghapusnya. Bila sepotong kenangan hanya tersimpan dalam selembar foto yang mengingatkan pada cerita indah yang sudah bahagia, mudah saja tinggal merobek foto itu, begitu pula jika selembar kertas masih tersimpan kenangan di dalamnya bakar saja selesai masalah kan? Namun bagaimana bila kenangan yang mungkin ingin aku atau orang lain di luar sana disebut kenangan indah yang brengsek nyatanya bukan hanya seonggok bangunan atau selembar foto? Ya ada hal lain yang terlupakan bila kenangan tersebut ada dalam sebait nada lagu, nyanyian indah yang senang kau dengarkan, sayang kini bahkan sebelum intro selesai pun kau sudah keburu muak mendengar lagu itu. Walau orang yang membuatmu muak dengan lagu itu bukan mantan pacarmu
*******
‘Aih kenapa mesti lagu itu lagi sih? Mana yang muter kak Rangga lagi. Protes nggak ya, mau minta ganti lagu dia tahunya aku suka lagu itu.’ Aku hanya bisa mengumpat dalam hati. Sebenarnya bukan lagu itu yang bersalah. Lagu itu tidak salah apa-apa. Bahkan orang yang penyanyi asli lagu ini pun tak pernah bertemu denganku.
Iya dulu aku suka lagu ini, hampir setiap hari lagu ini yang kuputar sampai-sampai sahabatku berkata apa tidak ada lagu lain yang aku tahu. Sebenarnya aku memiliki banyak lagu entah itu di HP atau gadget lain namun lagu ini terasa begitu spesial. Lagu yang pernah dinyanyikan oleh laki-laki yang pernah mengisi hari-hariku. Saat aku menjadi mahasiswa baru di kampusku. Ah sampai sekarang pun jika kau menyuruhku menceritakan tentang dia, aku masih bisa mengingatnya. Kecuali, pada bagian akhir cerita yang sudah kulempar jauh ke tengah samudra.
Flashback 2 tahun yang lalu
“Oke setelah acara pembukaan, mari kita nikmati malam yang indah di bawah sinar rembulan dan cahaya bintang ini diiringi petikan gitar dan suara merdu kak Dimas.” Seorang panitia yang menjadi pembawa acara pada malam keakraban ini menyebutkan suatu nama. Dimas? Siapa dia? Aku pun tak tahu karena aku tidak hapal nama satu persatu panitia kegiatan silaturahmi mahasiswa baru ini. Tiba-tiba keluar dari seseorang dari tenda panitia keamanan yang membuatku menegang seketika.
Ternyata dia orang yang pernah menghukumku jalan kodok di hadapan teman-teman ketika aku lupa tidak memakai atribut. Aku lihat kakak-kakak panitia yang perempuan mulai histeris melihat kak Dimas padahal tak ada yang istimewa dari dia. Memang tampan sayangnya galak jutek lagi. Wait, dia menyanyikan lagu favoritku suaranya memang bagus.
End flashback.
Gak ada satu hal istimewapun, sampai suatu hari aku hendak meminjam literatur di perpustakaan dan aku baru sadar kartu anggota milikku tak ada di dompet. Padahal aku benar-benar memerlukan buku itu untuk bahan laporan praktikumku. Saat aku sedang memelas pada bapak penjaga perpusatakaan yang sayangnya tak peduli dengan wajah memelasku ada orang di belakangku yang berkata “Pak ini, dia pakai kartu punya saya. Kami perlu buku itu untuk bahan diskusi.” Saat aku melirik ternyata itu kak Dimas. Awalnya aku ingin membantah sayang buku itu keburu diambil kak Dimas.
Sejak itulah awal kedekatan kami. Pernah kutanya kenapa saat itu dia ada di perpustakaan dan mengapa dia mau meminjamkan kartu anggotanya? Dia bilang sebagai permintaan maaf gara-gara menyuruhku jalan kodok dan membuatku menahan malu di hadapan teman-teman. Aku juga tidak mengerti awal ceritanya semua mengalir begitu saja hingga kami sering menghabiskan waktu bersama. Makan siang di kantin, atau sekedar mencari bahan diskusi di perpustakaan. Kedekatan yang tak jarang disalahartikan orang lain. Apalagi menurut kabar yang ku dengar waktu itu kak Dimas kabarnya disukai oleh teman teman senagkatannya yang notabene seniorku. Yaa kami memang dekat. Dia bahkan sering mengunjungi kosku meski aku sudah sering pula melarangnya. Bukan kenapa aku tidak enak dilihat teman-teman kosku yang sebagian seangkatan dan kenal dengan kak Dimas. Namun bukan kak Dimas namanya kalau nurut. Dia bahkan pernah bertemu keluargaku. Ya dia memang sosok yang pantas disukai banyak orang.
Banyak hal yang kuketahu tentangnya bahkan kehidupan pribadinya tapi ada satu hal yang tak kuketahui yaitu siapa perempuan yang dia cintai. Setiap aku bertanya pasti dia selalu menjawab “Aku belum tahu Lika santai sajalah hidup tak sependek pikiranmu. Lagian kenapa kamu tanya gitu? Cemburu? Takut aku lupa sama kamu ya? Nyantai aku gak bakal kok lupa sama kamu, malah aku khawatir kamu duluan yang akan melupakanku setelah kamu punya pacar. Sana deketin gebetanmu biar gak jadi cewek yang kesepian haha.” Selalu begitu akhirnya aku yang diejek samapai aku malas bertanya.
Nyatanya dia duluan yang punya pacar. Dia pula yang lebih dulu melupakanku. Aku masih ingat saat itu libur 2 minggu, ya waktu yang cepat untuk mengubahnya. Awalnya aku tak paham dia tiba-tiba menghindar dariku. Aku salah apa ya? Itu hal yang pertama aku pikirkan. Tapi semua pemikiran itu sirna, saat aku secara tak sengaja melihatnya menggandeng tangan seorang perempuan yang aku tahu teman seangkatannya. Aku tahu dia sejak dulu menyukai kak Dimas. Bahkan saat ku coba menghubungi kak Dimas malah dibalas “maaf ini siapa ya?” aku kaget kak-Dimas-menghapus-nomorku?. Ternyata Hpnya sedang dipegang pacarnya mereka lagi jalan rupanya. Sejak saat itu hingga detik ini kami tidak pernah saling kontak.
Kami dekat tapi kami bukan sepasang kekasih ataupun pasangan pendekatan maupun tanpa status atau teman tapi mesra. Aku hanya menganggapnya kakak yang tak pernah aku miliki begitupun dia sepertinya. Tak ada getaran saat di dekatnya aku sayang dia sebagai kakak. Sepertinya ada yang menyalahartikan hal itu.
“Lika, ayo kita sudah sampai.” Suara kak Rangga mengagetkanku. Ah, rupanya kami sudah sampai di depan taman ini. Sudah lama kak Rangga mengajakku untuk mengunjungi taman ini di sore hari. Tiba-Tiba terdengar langkah kaki menghampiri kami berdua.
“Lika, sedang apa? Syukurlah aku bisa bertemu lagi denganmu.Kamu sama siapa Lika?Inikan kak Rangga kamu bareng dia?” Melihat sosok di depanku ingatan dua tahun lalu itu kembali mengantam ingatanku.
“Oh kakak masih peduli ya padaku, setelah dua tahun menghilang tanpa kabar membuatku seolah jadi kambing hitam antara hubungan kakak sama cewek yang entah siapa. Tahu kan kak aku sayang sama kamu kayak ke saudara kandungku sendiri? Apa maksudmu? Iya kak Rangga sekarang pacarku. Ingat kak aku gak kayak kakak yang udah punya pacar lupa sama teman sendiri lupa sama sahabat sendiri. Aku bukan pengecut seperti itu. Ayo kita pergi kak.” Tanpa sengaja kutarik tangan kak Rangga. Tapi kak Rangga menahanku.
“Lika, ingat di awal kebersamaan kita kamu pernah cerita bahwa pernah ada seseorang yang kamu sayangi seperti kakak kandungmu. Aku tahu samapi saat ini kamu sayang sama dia sama seperti kamu sayang ke sahabat-sahabatmu yang lain. Egois gak baik lho,mending kamu selesaikan. Everything happens for a reason. Beri Dimas waktu untuk menjelaskan.” Jika saja bukan kak Rangga yang berkata mungkin aku sudah lari.
“Lika, aku tahu sikapku 2 tahun lalu itu benar-benar salah. Menjauhimu. Waktu itu dia yang jadi pacarku memintaku menjauhimu di dunia nyata atau dunia maya. Aku sudah terlanjur mencintainya. Ya samapi saat inipun aku masih bersama dia. Aku baru sadar ketika teman-teman kita yang lain mengetahui kerenggangan kita dan mereka seperti menyalahkanku. Awalnya aku tak terima. Tapi setelah beberapa lama aku sadar aku yang salah, menjauhimu padahal kamu tidak salah apapun dalam hal ini.” Ujarnya.
“Terus apa sekarang yang kakak mau? Sana pergi sama pacar tersayangmu itu.” Siapa yang tak kesal, orng yang kamu anggap kakak atau sahabat tiba-tiba pergi dan lalu muncul minta maaf dengan polosnya. Walaupun aku dalam lubuk hati masih ingin menganggapnya sahabat atau kakak tapi ego masih menyelimuti pikiranku saat ini. Tanpa sadar ku tatap kak Rangga menatapnya memberi isyarat akau harus apa sekarang?
“Maafkanlah, bermaafanlah kalian saling tidak bertegur sapa itu gak baik. Lagian sikap Dimas yang sudah berani minta maaf ya walau telat sih kelamaan kamu Dim nunggu dua tahun dulu.” Saat seperti ini kak Rangga masih bisa terkekeh.
“Apa kamu masih mau jadi sahabatku jadi adikku lagi Lika? Aku janji gak bakal kayak dulu lagi yaa kamu bisa pegang ucapanku. Aku sadar walau punya pacar bukan berarti kita ninggalin teman-teman kita bukan begitu kak Rangga?”
Kenapa mesti bawa-bawa kak Rangga, yaa aku memang masih menganggap dia teman walau beberapa yang lain pernah berkata untuk apa punya teman atau sahabat seperti dia. Kubalas ucapan kak Dimas dengan seulas senyum. Mungkin ini saatnya memaafkan apa yang telah terjadi pada saat yang lalu.


Jumat, 27 Juni 2014

CERITA NANO-NANO TAHUN PERTAMA

Diposting oleh Icha Tisa di 08.50 0 komentar
Alhamdulillah MCQ terakhir di tahun pertama sudah selesai dilaksanakan kemarin. Malam ini saya sempatkan untuk menulis di blog menceritakan sedikit unek-unek yang mengganjal di hati tentang beberapa hal. Gak kerasa ternyata sudah satu tahun jadi mahasiswa. Setahun jauh dari rumah. Setahun pula jadi mahasiswa Pendidikan Dokter FKIK UMY setahun pula bareng sama Medallion. Banyak cerita walaupun baru setahun dan kemampuan medis masih minimal alias pas-pasan haha. So let me start my story from blok 1 until blok 6.

BLOK 1
Haha blok unyu-unyu. Seriusan. Blok ini masih belum tahu apa-apa, mau belajar apa, cara belajarnya bagaimana? Masih galau bakal punya teman atau enggak, belum lagi masih galau gegara pisah sama sahabat-sahabat belum terlalu ikhlas melepas seragam putih abu. Berasa udah tambah tua eh dewasa deng. Untunglah semua hal konyol dalam pikiran saya gak ada satupun yang jadi kenyataan.
Ya blok 1 aku masih belum merasa jadi mahasiswa kedokteran, kalau ada yang tanya "lho kenpa gitu Ca?" soalnya blok ini judulnya aja KETERAMPILAN BELAJAR. jadi yang kita pelajari di sini tuh cara belajar ala mahasiswa yang mandiri gak usah disuruh sadar diri (mesti segera lulus biar gak jadi mahasiswa abadi haha) . Sampai sekarang saya gak mungkin lupa sama praktikum anatomi pertama, why? INHAL. "Apa itu inhal Ca?" Jadi teman-teman sebelum kita bisa ikut praktikum ada pretest dulu, nah kita bisa ikut praktikum jika dan hanya jika nilai pretest lebih dari sama dengan batas nilai minimal. Konyolnya saat itu saya salah baca buku. Harusnya yang saya baca adalah modul blok 1 namun saya malah menghapalkan struktur tulang yang ada di lembar kerja anatomi. Walhasil saya bengong mau jawab apa dan berakhir dengan inhal. Saya juga baru tahu ternyata ujiannya bukan tiap akhir semester namun tiap akhir blok. Yap ujian yang terasa mendebarkan walaupun sumbangsih terhadap nilai total kecil itulah TENTAMEN kawan. Kita berhadapan sama preparat atau kadaver utuh terus ada pertanyaab apa nama bagian yang ditunjuk jarum? Itu pertanyaan dengan tingkat kesulitan bisa mudah bisa jadi sulit buat yang matanya kagak jeli. Yang nyesek tuh kalau udah ngisi nama organ ternyata pertanyaan belum selesai dan jawaban tidak dapat diganti. Meskipun sudah dua blok tidak merasakan tentamen tapi masih ingat tata caranya. Apalagi alarm di kamar bunyinya sama kayak alarm waktu habis saat tentamen. Hmm oke blok 1 itu aja yaa mari kita lanjut ke blok 2.

BLOK 2
Saya tidak memungkiri dan mengingkari blok 2 adalah blok yang indah. Untuk seorang mahasiswa tingkat 1 yang baru tahu dunia mahasiswa, untuk seorang mahasiswi baru yang pernah mengumbar tak akan pernah menyukai seseorang selama tingkat 1. Seorang mahasiswi yang pada akhirnya sempat tersentuh relung hatinya oleh sapaan singkat, semburat merah di pipinya yang muncul saat bertemu sang mahasiswa. Yaa tahulah gaya anak SMA atau ABG jatuh cinta yang senyum di belakang pas udah ketemu cuma nunduk kaki lemas. Aku pernah mengalaminya broo di blok 2 ini.  Senengnya kalau mention di balas, senangnya kalau disapa itu hal wajar proses kehidupan. Sampai bahagianya jalan bareng yang bikin jarak dari kos ke kampus cuma tujuh langkah. Malam mingguan? Oh nyantai udah pernah kok di blok 2.
Blok ini juga ngerasain deg-degannya Open Recruitment jadi anggota MARS. Wah udah keringat dingin aku takut gak lulus. Diajarin bikin Gagasan Tertulis cara membuat karya yang baik dan sistematis. teman-teman lain yang ikut oprec ada yang udah gak aneh sama karya tulis, ada yang waktu SMA jadi anggota KIR lha aku? Pengalaman pun gak ada.
oh tanya tentang medis? Blok ini malah berasa jadi mahasiswa Hukum. Lha diskusi yang tutorial membahas Pasal aturan kedokteran sumpah dokter, malpraktek (naudzubillah). Eits blok ini penting cuy. Jadi sadar kita menangani pasien bukan penyakit pasien, perlakukan dengan manusiawi. Lakukan tindakan medis yang sesuai dan jangan lupa minta persetujuan pasien sebelum kita melakukan tindakan. 
Yaa blok ini mengajarkanku untuk beretika bertindak sesuai aturan dan tidak seenak diri sendiri.

BLOK 3
Naah blok ini dia, Basic Medical Science 1 alias Kedokteran Dasar 1. Mulai belajar mekanisme dasar kerja tubuh, mulai terasa jadi mahasiswa kedokteran. Belajar memeriksa vital sign serta pemeriksaan fisik dan anmnesis. Belajar ngukur tekanan darah, nadi serta kawan-kawannya. Walau masih yang normal-normal namun rasanya wah keren broo. Apalagi ketika pakai stetoskop meriksa bapak probandus wah rasanya tuh sulit diungkapkan dengan kata-kata mendengar suara dari dalam perut, organ menakjubkan subhanalloh karunia Alloh SWT yang menakjubkan.
Hal yang mendebarkan di blok ini adalah pengumuman siapa yang diterima OPREC MARS.Tebak?Yaap alhamdulillah diterima. Keren apalagi pas makrab di Youth Centre.
Blok ini juga blok gila karena praktikum seminggu bisa ada 5 samapi 6 kali dengan materi yang unyu-unyu semua.

BLOK 4
 FOTO SAAT PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK PENGAMBILAN SAMPEL DARAH

Sampai bingung sendiri harus memakai kalimat macam apa untuk menggambarkan blok 4 ini? Gunung Kelud meletus, hingga kampus diliburkan. Kondisi Yogyakarta porak poranda. Bukan itu bagian terburuk yang terjadi saat itu melainkan, sebenarnya aku tidak mau untuk membahas hal itu lagi. Yaa dengerin aja lagu Ungu-Sayang.  Nyeritain apa reff lagu itu? Udah tau? Ya sudah gak usah aku ceritain. Oh Men, gak mudah untuk melalui itu. Baru lewat beberapa waktu yang indah and the real disaster came to my life.
Beruntunglah aku saat itu Alloh masih sayang padaku. Haha datang project PKM Dikti. Yoo ada kesempatan buat apa disia-siakan lebih baik dimanfaatkan. Keren itu pertama kalinya setelah resmi jadi anggota RSD MARS aku ikut PKM GT dua kelompok pula. Membahas tentang rokok dan satu lagi herbal. Yaa blok yang secara psikologis butuh kerja lebih telah kulalui. Oh yaa blok ini aku belajar ngambil darah juga lhoo udah gak takut lagi sama jarum suntik hihi.

BLOK 5
Blok ini pas ulangtahunku. Gak bakal lupa kalau blok ini jadi panitia konsumsi Medjonson dan semnas STD. Bahkan flowercrown yang dipakai pas farewell party pun masih disimpan baik-baik. Blok yaa peralihan penyesuain dari blok 4 yang nanonano itu. Blok ini mantap yoo. Dikejar deadline SF UNDIP,sampai ngerjain GT di kampus nyampai jam 10 malam. Di blok ini pula berani bawa motor ke jalanan Yogyakarta. Blok ini belajar metabolisme gak banyak yang aku ceritain ya gitu saja.

BLOK 6
Blok terakhir di tahun pertama. Hihi. Keren belajar sistem imun. Ternyata sistem imun korelasinya luas ke berbagai sistem lain. Rumit namun menyenangkan walaupun cukup membingungkan di ujian. Apalagi ada dosen keren Prof.Marsetyawan yang asiiik top. Blok ini aku kembali menemukan duniaku yang bebas tanpa sesutu yang mengganjal hehe walaupun masih deg-degan hasil MCQ semoga lulus aamiin.
 Yaa itu dulu ceritanya.

Note 1.
Patah hati gak usah terlalu lama awalnya memang susah tapi lama-kelamaan kamu bakal sadar kok ada yang lebih baik buat kamu. Aku meyakini hal itu. Gak usah banyak galau gak baik buat kesehatan (seriusan). Aku gak bercanda lhoo.
Note 2.
Berkarya jangan cuma jadi mahasiswa yang kulaih pulang yaa tiap orang punya pendapat sendiri. Akupun tak begitu aktif ada saat di mana aku jenuh namun setidaknya berkaryalah satu saja selama kamu kuliah karena bila kau mati karyamulah yang dikenang. 

     
 

[+/-]

Lagu Sebuah Cerita

[+/-]

CERITA NANO-NANO TAHUN PERTAMA

 

Menggapai Mimpi Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos