Sabtu, 07 September 2013

JALAN (PERJALANAN MENUJU KEDOKTERAN UMUM UMY 2013)

Diposting oleh Icha Tisa di 08.11
Dulu, dulu, dulu dan dulu sekali waktu saya masih jadi siswa SD jika ada yang bertanya "dek, apa cita-citamu setelah besar kelak?" Jawaban saya pasti antara jadi guru matematika, peneliti, profesor komputer, dokter, guru fisika (jangan salah lho dulu saya sebelum saya kenalan dan saling berusaha memahami sama fisika sempa ada niatan waktu jaman SD), serta guru bahasa Inggris.
Namun seiring dengan berjalannya waktu satu-persatu tujuan itu mulai terkikis ombak. Mulai dari cita-cita menjadi ahli fisika hebat, adalah hal pertama yang saya tendang dari daftar keinginan di masa depan. Hal tu terjadi ketika saya duduk di bangku kelas VII semester 2 ketika saya sadar dari hipnotis bahwa fisika tak seindah namanya. Bersisalah yang lainnya di benak saya. Hingga di kelas IX semester 1 saya mengeluarkan profesor komputer dari daftar cita-cita. karena alasan sederhana. Soal Olimpiade Sains Nasional Komputer lebih susah atau sama susahnya dengan Fisika dan matematika.

Guu bahasa Inggris masih ada dalam benak saya. Meneruskan pekerjaan almarhum ayah, sayang aku keburu dikecawakan oleh suatu hal. Bukan oleh pelajaran bahasa Inggris namun oleh seseorang yang kurang kooperatif menilai dan menulis angka. Hingga nilai bahasa Inggris saya hampir pas KKM sedangkan teman-teman saya yang memiliki kemampuan bahasa asing di bawah saya bahkan saya berani tanding lawan mereka mendapat nilai di atas 85. Pedih hati ini dan berbekas. Saya tak menyalahkan pelajaran ataupun sang oknum namun sifatnya membuat saya malas untuk jadi guru bahasa Inggris saya tak mau jadi her next generation.

Lalu bersisalah dokter. Awalnya sejak saya  paham dan mengerti aku punya cita-cita agung jadi mahasiswa kedokteran U*M. Keren waktu itu saya rasa. PTN bergengsi di negeri ini. Sampai suatu hari tiba, ketika aku di ajak ke acara wisuda sepupu di suatu tempat dengan bentuk bangunan unik. Unik, entah berbentuk apa dan memiliki interior megah. Saat itu mamam bertanya "Ca, mau belajar kedokteran di sini gak? Sama kayak kakak sepupumu." Masih terlalu naif dan ego saya terlalu labil meski dalam hati mengakui kemegahan ada saya rasakan dan aura tidak biasa iu.

Hidup saya terus berputar dan mulai awal menginjakkan kaki di SMA kelas XI mulailah saya mencari tahu info-info kampus di Yogyakarta. Apapun yang terjadi saya akan dan harus bisa mendapat kursi di salah satu universitas di Yogyakarta negeri swasta sama saja gak masalah. Di jurusan yang saya inginkan. Tiap ada yang bertanya mau nerusin kuliah ke mana jawaban satu ang pasti "KEDOKTERAN!".

Saya tak peduli nasihat apapun dan dari siapapun. Prinsip hidup di kelas XII adalah "Ini masa depan gue dan gue berhak menentukan mau dibawa ke mana cerita hidup gue." Tahap awal perjuangan saya adalah daftar PMDK gelombang satu di UMY.Saya hanya mengisis pilihan satu dengan Kedokteran Umum pilihan lain tidak saya lirik. Mamma saya sempat khawair apalagi saya sempat down ketika GAGAL tes CBT dalam 3 kali kesempatan. Nilai CBT saya kurang untuk masuk Kedokteran Umum. Saya yang dari rumah itu sebelum ikut CBT udah percaya diri. Tes TPA ya materinya? Okeeeee gampang. Ternyata saya terlalu sombong dan menyepelekan sang TPA. Nilai terbesar yang kuperoleh adalah 67. 

Harapanku tergantung pada  PMDK Gel. 1. Pendaftar dari sekolahku membuat nyali ciut karena yang lebih pintar dari saya juga ikut dan mayoritas pendaftar dari sekolah memilih Kedokteran Umum juga. Siang malam aku berdoa. Sedekah dan shalat dhuha aku tingkatkan setelah menyadari kegagalan kocak itu. Aku sudah pasrah 100 % sama Alloh. Bahkan saya sempat pula daftar Farmasi ke universitas swasta lain di Jogyakarta di kampus yang sama dengan sepupu kedua. Ingat saya waktu itu hanya meuruti nasihat  mama. Daripada mama gak tenang ya sudah ikutan daftar.

Dalam doa saya ucapkan,bantu aku jadi dokter yang sebenarnya Ya Alloh. Aku mau jadi dokter. Izinkan aku ku mohon restumu. Berikan dan tuntun aku ke arah yang benar. 12 Februari 2013 tanggal biasa bagi orang lain namun spesial bagi saya. Perlahan sambil berdoa saya buka pengumuman hasil PMDK tahap 1. Nama dua orang teman saya ada,di mana nama saya? mulai kembali gelisah hingga alhamdulillah tangis saya pecah.SAYA DITERIMA DI FKIK PRODI KU UMY! Keajaiban saya percaya itu karena yang nilainya lebih baik dari saya tak diterima. Mungkin ini adalah jawaban atas semuanya.USAHA KESABARAN MAKSIMAL YANG BERKELANJUTAN>

4 komentar:

Icha Tisa on 6 Maret 2014 pukul 06.49 mengatakan...

Salam kenal pula kak.Alhamdulillah semoga menjadi inspirasi.

Unknown on 10 Januari 2015 pukul 03.18 mengatakan...

halo kak.. mau tanya boleh ? waktu itu berapa rata-rata nilai kakak ?

Icha Tisa on 10 Oktober 2015 pukul 08.45 mengatakan...

Hai Arsha Chris A maaf ya baru balas komentarmu sekarang hehe aku kemarin belum ada sempat cek blog.
Aku lupa nilai pastinya tapi pas itu kau daftar pmdk yang dinilai 3 mapel b.inggris matematika dan b.indonesia seingatku nilainya sekitar rentang 85an.

Unknown on 11 Februari 2018 pukul 04.59 mengatakan...

Halo kak, kalau boleh tau, waktu ikut PMDK kakak melampirkan sertifikat apa saja? Dan nilai UAN SMP berapa? Terima kasih

Posting Komentar

JALAN (PERJALANAN MENUJU KEDOKTERAN UMUM UMY 2013)

| |

Dulu, dulu, dulu dan dulu sekali waktu saya masih jadi siswa SD jika ada yang bertanya "dek, apa cita-citamu setelah besar kelak?" Jawaban saya pasti antara jadi guru matematika, peneliti, profesor komputer, dokter, guru fisika (jangan salah lho dulu saya sebelum saya kenalan dan saling berusaha memahami sama fisika sempa ada niatan waktu jaman SD), serta guru bahasa Inggris.
Namun seiring dengan berjalannya waktu satu-persatu tujuan itu mulai terkikis ombak. Mulai dari cita-cita menjadi ahli fisika hebat, adalah hal pertama yang saya tendang dari daftar keinginan di masa depan. Hal tu terjadi ketika saya duduk di bangku kelas VII semester 2 ketika saya sadar dari hipnotis bahwa fisika tak seindah namanya. Bersisalah yang lainnya di benak saya. Hingga di kelas IX semester 1 saya mengeluarkan profesor komputer dari daftar cita-cita. karena alasan sederhana. Soal Olimpiade Sains Nasional Komputer lebih susah atau sama susahnya dengan Fisika dan matematika.

Guu bahasa Inggris masih ada dalam benak saya. Meneruskan pekerjaan almarhum ayah, sayang aku keburu dikecawakan oleh suatu hal. Bukan oleh pelajaran bahasa Inggris namun oleh seseorang yang kurang kooperatif menilai dan menulis angka. Hingga nilai bahasa Inggris saya hampir pas KKM sedangkan teman-teman saya yang memiliki kemampuan bahasa asing di bawah saya bahkan saya berani tanding lawan mereka mendapat nilai di atas 85. Pedih hati ini dan berbekas. Saya tak menyalahkan pelajaran ataupun sang oknum namun sifatnya membuat saya malas untuk jadi guru bahasa Inggris saya tak mau jadi her next generation.

Lalu bersisalah dokter. Awalnya sejak saya  paham dan mengerti aku punya cita-cita agung jadi mahasiswa kedokteran U*M. Keren waktu itu saya rasa. PTN bergengsi di negeri ini. Sampai suatu hari tiba, ketika aku di ajak ke acara wisuda sepupu di suatu tempat dengan bentuk bangunan unik. Unik, entah berbentuk apa dan memiliki interior megah. Saat itu mamam bertanya "Ca, mau belajar kedokteran di sini gak? Sama kayak kakak sepupumu." Masih terlalu naif dan ego saya terlalu labil meski dalam hati mengakui kemegahan ada saya rasakan dan aura tidak biasa iu.

Hidup saya terus berputar dan mulai awal menginjakkan kaki di SMA kelas XI mulailah saya mencari tahu info-info kampus di Yogyakarta. Apapun yang terjadi saya akan dan harus bisa mendapat kursi di salah satu universitas di Yogyakarta negeri swasta sama saja gak masalah. Di jurusan yang saya inginkan. Tiap ada yang bertanya mau nerusin kuliah ke mana jawaban satu ang pasti "KEDOKTERAN!".

Saya tak peduli nasihat apapun dan dari siapapun. Prinsip hidup di kelas XII adalah "Ini masa depan gue dan gue berhak menentukan mau dibawa ke mana cerita hidup gue." Tahap awal perjuangan saya adalah daftar PMDK gelombang satu di UMY.Saya hanya mengisis pilihan satu dengan Kedokteran Umum pilihan lain tidak saya lirik. Mamma saya sempat khawair apalagi saya sempat down ketika GAGAL tes CBT dalam 3 kali kesempatan. Nilai CBT saya kurang untuk masuk Kedokteran Umum. Saya yang dari rumah itu sebelum ikut CBT udah percaya diri. Tes TPA ya materinya? Okeeeee gampang. Ternyata saya terlalu sombong dan menyepelekan sang TPA. Nilai terbesar yang kuperoleh adalah 67. 

Harapanku tergantung pada  PMDK Gel. 1. Pendaftar dari sekolahku membuat nyali ciut karena yang lebih pintar dari saya juga ikut dan mayoritas pendaftar dari sekolah memilih Kedokteran Umum juga. Siang malam aku berdoa. Sedekah dan shalat dhuha aku tingkatkan setelah menyadari kegagalan kocak itu. Aku sudah pasrah 100 % sama Alloh. Bahkan saya sempat pula daftar Farmasi ke universitas swasta lain di Jogyakarta di kampus yang sama dengan sepupu kedua. Ingat saya waktu itu hanya meuruti nasihat  mama. Daripada mama gak tenang ya sudah ikutan daftar.

Dalam doa saya ucapkan,bantu aku jadi dokter yang sebenarnya Ya Alloh. Aku mau jadi dokter. Izinkan aku ku mohon restumu. Berikan dan tuntun aku ke arah yang benar. 12 Februari 2013 tanggal biasa bagi orang lain namun spesial bagi saya. Perlahan sambil berdoa saya buka pengumuman hasil PMDK tahap 1. Nama dua orang teman saya ada,di mana nama saya? mulai kembali gelisah hingga alhamdulillah tangis saya pecah.SAYA DITERIMA DI FKIK PRODI KU UMY! Keajaiban saya percaya itu karena yang nilainya lebih baik dari saya tak diterima. Mungkin ini adalah jawaban atas semuanya.USAHA KESABARAN MAKSIMAL YANG BERKELANJUTAN>

4 komentar:

Icha Tisa mengatakan...

Salam kenal pula kak.Alhamdulillah semoga menjadi inspirasi.

Unknown mengatakan...

halo kak.. mau tanya boleh ? waktu itu berapa rata-rata nilai kakak ?

Icha Tisa mengatakan...

Hai Arsha Chris A maaf ya baru balas komentarmu sekarang hehe aku kemarin belum ada sempat cek blog.
Aku lupa nilai pastinya tapi pas itu kau daftar pmdk yang dinilai 3 mapel b.inggris matematika dan b.indonesia seingatku nilainya sekitar rentang 85an.

Unknown mengatakan...

Halo kak, kalau boleh tau, waktu ikut PMDK kakak melampirkan sertifikat apa saja? Dan nilai UAN SMP berapa? Terima kasih

Posting Komentar

 

Menggapai Mimpi Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos